Kata orang, masa-masa SMA itu sangatlah menyenangkan. Awalnya sih gak terlalu memikirkan masalah itu karena menurutku semua sekolah sama saja dan niatku sekolah hanya untuk mendapatkan ilmu. Aku tidak memikirkan bagaimana nanti teman-temanku yang baru, suasana sekolahnya, guru-gurunya, karena mungkin aku termasuk anak yang cuek.
July, 2009...
Akhirnya... aku sudah masuk sekolah jenjang SMA, bukan SMA sih tepatnya, tapi STM!. STM Negeri di Ibukota, Jakarta. Sejujurnya sih, tak pernah ada niatan sedikitpun untuk bersekolah disini. Aku sebenarnya ingin masuk ke MAN atau Pesantren juga boleh, karena mungkin bakatku ada di bidang Agama. Rencanaku sebenarnya adalah masuk MAN>Pesantren>Kuliah Sastra Arab>kalau bisa ke Universitas Al- Azhar, Cairo, Egypt. Tapi, dengan masuknya aku ke STM ini, meluluh lantakan harapan-harapan itu. Terpuruk selama MOS, bisa kalian bayangkan sendiri masuk sekolahtapi tidak memiliki niat sedikitpun. Raga sedang di MOS, tapi jiwa entah kemana. Namanya juga sekolah tanpa niat dalam hati. Dan saat MOS pun aku belum mengenal satu orang-pun dari teman se-reguku. "Pasrah saja, nanti juga dapet teman sendiri", begitu pikirku. Memasuki ruang kelas, aku kembali asing. Pikiran macam-macam membuatku takut, "bagaimana yaa dengan gurunya?" "bagaimana yaa dengan teman-temanku nanti?"...
Benar saja, selama beberapa hari aku berusaha untuk menikmati sekolah ini, sangat sulit!. Dengan kejuruannya yang tidak begitu aku suka,"menggambar" OH NO!!. "aku tidak memiliki bakat menggambar saudara-saudara!!!". Ibarat pepatah "sudah terlanjur basah, nyemplung saja sekalian!" Yaa.. aku berusaha mendalami pelajaran ini, dan satu lagi, ternyata kejuruanku setidaknya harus menguasai konputer dengan software khusus,, "yaa alloh.." aku sangat gaptek dengan komputer" namun dengan semangat yang ku punya ,aku pun berusaha untuk mencoba hal ini yang baru bagiku.
Kawan,,
cerita di atas mengingatkan kita arti penting sebuah semangat dan usaha. Kita tak kan pernah tau sampai mana batas kemampuan kita dan Tuhan pun tak akan menguji yang melebihi batas kemampuan kita. Minder itu memang wajar, tapi alangkah lebih baiknya jika minder itu ditempatkan di posisi yang benar. Jangan cuma minder namun tak ada progres dari diri kita untuk berubah, itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Minder lalu bangkitlah dan tunjukan pada semua orang bahwa kau mampu! kau mampu menjadi orang sukses, kau mampu menjadi orang berguna untuk sekitar!. Lalu kita imbangi dengan rasa syukur. Hidup pasti lebih nikmat kawan.
Jangan pedulikan omongan/kritik yang tidak membangun dari orang lain, wajar jika kita mau menjadi orang besar diantara orang-orang kecil seperti mereka.
Tenang kawan,, Kau tak sendiri. :)
-salam santun-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar